Mungkin aku harus jujur padamu, jika cinta yang tumbuh dalam batinku, dalam hatiku telah menjelma menjadi sebatang pohon. Pohon yang rimbun. Ranting-rantingnya kokoh, daun-daunnya hijau, dan akarnya menancap di kedalaman batin. Teramat dalam.
“Lantas kenapa? Adakah yang salah jika cinta menjelma sebatang pohon?” mungkin itu yang akan kau tanyakan jika aku telah berkata jujur padamu.
Maka akan kukatakan bahwa tak ada yang salah. Hanya, ada beberapa yang harus diketahui ketika cinta telah menjelma pohon. Dulu, cinta hanya berwujud biji. Biji itu adalah cintamu. Tak ada cinta lain yang hadir saat itu. Tapi kini, ketika cinta itu menjelma sebatang pohon. Pohon itu telah dengan sendirinya membuat cabang. Cabang pertama adalah engkau, dan cabang kedua adalah dia. Ya, dia yang tiba-tiba datang dengan kesendiriannya, dengan kediamannya, dengan kesunyiannya, dengan puisi-puisinya.
Aku pun tak tahu, inikah cinta yang dihantarkan malam? Ya, sayang. Malam-malamku adalah perbincangan panjang bersamanya. Bersama resah dan gelisah, bersama sepi dan sunyi.
Cabangmu dan cabangnya telah hidup pada batang pohon itu. Sama-sama tumbuh subur. Aku tak tahu dan tak ingin tahu, siapa yang lebih subur diantara kedua cabang itu.
Engkau dan dia adalah sosok yang berbeda. Engkau adalah cabang-cabang pohon dengan dedaunan yang lebat yang memberikan kesejukan, meyirami kehangatan dengan cinta dan rindu yang tak pernah habis untukku. Sedangkan dia, (sekali lagi harus kukatakan) dengan kelembutannya, kesetiannya, yang memberikan cahaya penerangan dalam batinku. Cinta, rindu, kasih sayang bahkan kelembutan diantara mereka menjadikan engkau dan dia adalah dua hal yang berbeda yang telah menancap dalam batinku.
Yang menjadikan kalian berdua sama adalah jarak. Jarak yang terbentang antara kita telah dengan sendirinya menciptakan perasaan lain. Engkau setia menyapaku lewat huruf-huruf, dia pun sama. Hanya menyapaku lewat huruf-huruf.
Maka kukatakan padamu malam ini, cinta telah menjelma sebatang pohon dalam batinku. Satu cabangnya adalah engkau dan cabang yang lain telah dihuni olehnya. Mungkin kejujuranku berlebihan. Tapi malam ini, aku hanya ingin mengatakan bahwa kedua cabangnya itu sama-sama rimbun dan memberi kesejukan.
0 comments