Welcome to My Website

@2Dc

Posted by th4li4nk Tuesday, June 19, 2007

Love is blind, begitu kira-kira crita film Ada Apa Dengan Cinta?(A2DC). Nggak bermaksud menggurui, tapi nggak ngefek and nggak matching kalo sobat muslim pada bernafsu pengin nonton itu film, selain critanya pasaran, lagian nggak ada nilai positifnya buat Islam kamu, bisa-bisa malah luntur tuh iman, khan gimana?
Kalo soal crita filmnya sih, diakui film ini tidak akan jauh critanya dengan Gita Cinta dari SMA-nya Rano Karno dan Yesi Gusman. Yah, mau dibuat sedasyat Titanic, Kuch Kuch Hota Hai atau yang laen, film tentang cinta toh hasilnya tetap cinta itu sendiri, ya nggak? Lagian, yang namanya cinta dari nenek moyang ampe' cucu moyang kita nanti ya sama aja, nggak akan berubah. Beda dengan buah pisang, kalo dulu pisang bisa dibuat kolek atau pisang goreng tapi karena perkembangan zaman ada pisang yang bisa dibuat masker wajah, atau buat ngobatin penyakit, atau kalo kamu pas kaget ngeliat hantu di malam hari, pasti kamu akan pisang, ehhh, itu pingsan, Neng!!

Cinta adalah Pacaran!, Bener nggak?

Banyak cara untuk ngungkapin cinta. Bisa dengan cara verbal maupun non verbal. Kalau orang Indonesia ngungkapin cinta dengan "Aku cinta kamu", orang Inggris bilang "I love you", orang Afrika bilang "Ek het jou lief", orang India bilang "Hum tumhe pyar karte hae", orang Jepang bilang "Aikotoraneru", orang Mandarin bilang "Wo ai ni" orang Turki bilang " Seni Seviyorum" dan sebagainya.

Apapun ungkapan dan cara mereka dalam mengungkapkannya tetapi tujuan yang ingin diraih adalah sama yaitu cinta itu sendiri. Salah satu lembaga formal untuk menyatakan cinta itu adalah pacaran dan menikah. Kalau menikah mereka menganggapnya itu imposible lah, karena cintanya cinta monyet. Akhirnya jalan terakhir adalah pacaran.

Pacaran, bikin Hidup lebih Hidup?

Pacaran bisa memacu semangat belajar? Walah, kayaknya semut aja ketawa-ketawi kalo denger. Padahal teori ama praktik beda banget. Kalo emang pacaran bisa nambah semangat belajar, tapi kenapa amburadul sekolahnya gara-gara pacaran? Ingatannya tajam kalo disuruh ngingat nama gacoannya, atau tentang beragam hal yang berkaitan dengan doskinya. Tapi kalo ditanya tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia, pasti jawabannya tu-la-lit. Trus, tiap malam minggu musti ada jadwal wakuncar. Lha kapan mau belajarnya? Wah...rucak-rucak.

Trus kalo pas di sampul bukunya ada foto si blondo Britney Spears, ia selalu memiripkan pacarnya dengan Britney, padahal mirip Digimon (hee..hee..). Di dinding kamarnya, bukannya dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus fisika, matematika, atawa kimia, tapi malah ditempeli foto pacarnya. Trus di kamarnya nongkrong radio-tape yang kalo dengerin satu lagu, bisa-bisanya dicocokkan dengan isi hatinya saat pertama kali ketemu doinya. Wah, gimana bisa belajar? Padahal, setahu penulis, banyak juga lho, yang semangat belajar tanpa kudu ngenjalanin pacaran. Justru, waktu sekolah dulu, ada teman penulis yang main api asmara, malah belajarnya awut-awutan. Kalo soal rajin dateng ke sekolah, ya iya sih. Tapi yakinlah, tujuan utamanya bukan untuk belajar di sekolah, tapi cuma pengen ketemu si dia. Bener kan? Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem kena sindir nih.

Pacaran katanya bisa bikin fresh pikiran kita.

Aduh biyung, kayaknya perlu diedit lagi itu otak buat yang bilang beginian. Sebab itu cuma mengada-ada aja. Buktinya, banyak sobat remaja yang dibikin puyeng tujuh keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh menurunkan rumusnya Enstein E=mc2, salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin ngakak seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein mencret-mencret! Huahahaa!!!.

Ada juga lho teman kamu yang pacaran dengan alasan untuk seleksi kepribadian, supaya kalo jadian nikah nggak usah ragu en gimana gitu. Ya, kali aja ada yang nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke juga tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, nyatanya banyak yang justru setelah berpacaran sekian tahun, eeh bubar dengan alasan nggak cocok (emangnya sepatu? huu), bilang aja mau coba-coba, itulah wujud kepengecutan mereka. Makanya bagi yang pengecut, sekali lagi...pengecut, pacaran adalah alternatif untuk coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa say goodbye. Celakanya, kalo sampe dicobain luar-dalam, wuih ngeri deh! Cowok or cewek yang beginian nih, ketahun banget niat joroknya.

Kalo alasannya adalah untuk mengetahui info tentang si doi, tanya aja sama temannya yang yang emang udah akrab dan bisa dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya. Beres kan? Nggak sulit kok. Alasan teman kamu yang model begini bisa kita mentahkan. Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran, malah adem n enak aja tuh, dalam rumah-tangganya.

Trus, gimana dong? Nah, ini saat yang tepat untuk berubah, mengubah persepsi kamu tentang cinta. Cinta yang diaplikasikan melalui pacaran atau sex bebas adalah salah besar dalam pandangan Islam, cinta seperti itu adalah sampah, bikin bau busuk, kalo' nggak dibuang ya dibakar. Sedangkan cinta dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang fitri keberadaanya pada diri manusia, bahkan dalam sebuah hadits cinta itu disetarakan atau diidentikan dengan keimanan kita, misalnya : "Tidak dianggap beriman diantara kalian hingga Aku (Rasulullah) lebih di cintai daripada cintanya kepada sanak keluarganya dan keseluruhan manusia" (HR. Bukhori)

Cinta itu tidak harus kepada lawan jenis, bisa cinta sama kakak, adik, ortu, saudara seiman tapi tetap saja cinta kepada mereka tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana dalam sebuah ayat : "Katakanlah "Jika kamu mengutamakan bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta hasil usahamu, perdagangan yang kamu khawatirkan kebangkrutannya dan tempat tinggal yang kamu senangi, melebihi daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berjihad fi sabilillah, maka nantikanlah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya" (TQS. at-Taubah 24).

Siapapun bisa mengidap cinta, anak muda, orang tua ataupun "anak-kanak" bisa memiliki rasa cinta, namun kalo mereka muslim yang ngaku dengan syahadatain ingat firman Allah : "Katakanlah (Muhammad): Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, turutilah aku Muhammad, pasti Allah mencintaimu pula dan sekaligus mengampuni dosa-dosamu" (TQS. ali-Imron 31)

Itulah cinta dan konsekuensinya, jika kita cinta (baca: taat) kepada Allah, janji Allah akan mencintai kita. Bagaimana rasanya dicintai Allah? Pasti enak dan tentu enak karena Allah yang punya kenikmatan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Sedangkan cinta fatamorgana kayak pacaran itu, Seharusnya kita berpikir, Siapa yang memberi nikmat padamu tanpa batas? Cinta siapa yang abadi? Tentu kita semua udah tau jawabnya, hanya Allah SWT. Gimana? Kalo' dibandingin khan juauuuh banget bedanya.

0 comments

Followers